Berita Bola

FIFA Larang Timnas Denmark Kenakan Slogan Politis pada Jersei

Tribunbola.News – Federasi Sepak Bola Dunia atau FIFA dengan tegas melarang jersei timnas Denmark diisi dengan slogan bersifat politis pada Piala Dunia 2022.

Piala Dunia 2022 tak lama lagi bakal segera bergulir dengan pertandingan pembukaan akan tersaji pada 20 November mendatang.

Tuan rumah Qatar akan menerima Ekuador dalam pertandingan perdana sebagai tanda dimulainya pesta akbar sepak bola dunia.

Namun, semakin dekat waktu pergeleran, kian banyak juga protes yang terus menerus diberikan kepada tuan rumah Qatar.

Isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terus bergulir dengan protes berdatangan yang didominasi dari negara-negara di Eropa.

Negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, hingga Denmark secara vokal menyuarakan protes berkelanjutan.

Lihat Juga:  4 Pemain Top Premier League yang Catatan Golnya Tidak Lebih Baik dari Darwin Nunez

Di Inggris, banyak para pelatih dan juga pandit yang mengkritik penyelenggaraan di waktu pertengahan musim sangat merugikan.

Sementara di Prancis, banyak kota-kota mereka tidak akan menyiarkan pertandingan Piala Dunia 2022 di layar-layar besar yang bisa ditonton bersama.

Adapun di Jerman, gerakan masif banyak dilakukan oleh para pendukung klub dengan kerap membentangkan spanduk bertuliskan boikot Qatar.

Bahkan Denmark, tim nasional mereka memberi protes dengan merilis jersei khusus dengan nuansa serba hitam.

Khusus bagi Denmark, FIFA sudah secara tegas memerintahkan untuk tak membawa pesan politis ke sepak bola, terutama di ajang Piala Dunia kali ini.

Pasalnya, timnas Denmark dilaporkan bakal mengenakan jersei tersebut dengan berisikan slogan yang bersifat politis menurut FIFA.

Lihat Juga:  Jamu Liverpool, Manchester United Dapat Tambahan Dua Amunisi

Berdasarkan laporan Football Espana, tulisan yang ada di jersei timnas Denmark adalah ‘hak asasi manusia untuk semua’.

Meski dilarang FIFA, Presiden Federasi Sepak Bola Denmark atau DFA, Jakob Jensen beranggapan pesan tersebut tidak bersifat politis.

Dia mengatakan bahwa pesan itu adalah universal dan tidak menuju siapa pun secara khusus.

“Kami berpendapat bahwa pesan itu bersifat universal dan bukan panggilan untuk politik,” ujar Jensen.

Similar Posts