Berita Bola

Inter Milan ke Final Liga Champions dengan Skuad Murah Meriah, Bukti Sukses Tidak Selalu Harus Mahal

Tribunbola.News – Kelolosan Inter Milan ke final Liga Champions ibarat sebuah anomali karena untuk membangun skuad tangguh tidak selalu butuh dana yang besar.

Inter Milan lolos ke final Liga Champions untuk pertama kali dalam 13 tahun.

I Nerazzurri menggapainya setelah membenamkan rival sekota, AC Milan, dengan agregat steril 3-0 di semifinal.

Kemenangan 1-0 di San Siro, Selasa (16/5/2023), melengkapi hasil keunggulan 2-0 yang mereka raih di leg pertama lalu.

Hal menarik, Inter tak butuh dana belanja gila-gilaan untuk menjadi kandidat raja Eropa musim ini.

Kejelian sang transfer guru, Giuseppe Marotta, dan timnya adalah salah satu faktor pendukung keberhasilan Simone Inzaghi membangun mesin perang solid dengan onderdil-onderdil yang murah meriah.

Bayangkan, Inter Milan cuma menghabiskan duit 42,6 juta euro guna mempersenjatai skuad musim ini.

Nilai setara 688,4 miliar rupiah itu ialah ongkos yang diberikan pemilik klub kepada Marotta cs dan Inzaghi untuk membangun skuad sebaik mungkin dengan bujet seketat mungkin.

Manajemen La Beneamata tak bisa berbuat banyak di bursa transfer dengan adanya pengaturan ketat soal kondisi finansial mereka.

Lihat Juga:  Bruno Fernandes Dianggap Tak Layak Jadi Kapten MU

Jadilah Inter cuma berbelanja para pemain murah meriah, tapi yang dianggap sesuai kebutuhan tim.

Duit sebanyak itu dicukup-cukupkan untuk menebus kepemilikan Joaquin Correa dari Lazio (27,3 juta euro), meminjam Romelu Lukaku kembali dari Chelsea (7,8), serta ongkos sewa jasa Kristjan Asllani dari Empoli (4,5) dan Raoul Bellanova dari Cagliari (3).

Sisanya Marotta mendatangkan dua pemain bebas kontrak, Andre Onana dan Henrikh Mkhitaryan, serta meminjam Francesco Acerbi dari Lazio secara cuma-cuma.

Kombinasi ramuan para pemain murah dengan materi yang sudah mapan ternyata menghasilkan sebuah unit solid.

Selain maju ke final Liga Champions, Inzaghi membawa klub juara Piala Super Italia, lolos ke partai puncak Coppa Italia, dan masih berpeluang finis runner-up di Serie A.

Padahal, kalau dibandingkan dengan dua calon lawan mereka pada final di Istanbul nanti, pengeluaran Inter Milan cuma seujung kuku.

Real Madrid menghabiskan 80 juta euro untuk memperkuat tim di bursa transfer musim ini, atau dua kali lipatnya Inter.

Lihat Juga:  Portugal Vs Swiss, Fernando Santos Bisa Wujudkan Harapan Fans yang Tak Ingin Cristiano Ronaldo Starter

Manchester City, seperti lazimnya, jauh lebih royal dengan mengeluarkan duit 150,5 juta euro, di mana 40 persennya adalah dana akuisisi Erling Haaland dari Dortmund.

Pengeluaran Inter bahkan kurang dari sepertiga dana yang dihabiskan Pep Guardiola.

Adapun AC Milan sedikit lebih banyak dari Inter dengan menghabiskan 48,67 juta euro.

Melihat nominal belanjanya yang minim, Rossoneri pun terhitung sukses bisa menggapai semifinal.

Guna memperjelas hebatnya ramuan murah meriah ala Marotta di Inter, lihat susunan starter yang mereka turunkan saat melawan Milan dini hari tadi.

Selain Onana, Mkhitaryan, dan Acerbi, ada Hakan Calhanoglu dan Edin Dzeko sebagai rekrutan gratisan yang lebih dulu diboyong klub dua tahun silam.

Dengan materi skuad yang ekonomis ini, tak heran kalau manajemen Inter Milan awalnya cuma menargetkan agar Inzaghi membawa klub lolos ke 16 besar Liga Champions.

Faktanya justru melebihi ekspektasi.

Diwarnai kohesi dan talenta di skuad, racikan strategi yang semakin matang, dan sejumput keberuntungan, mesin perang yang murah ini malah jadi pasukan pertama yang tiba di fase terakhir pertempuran.

Lihat Juga:  Sudah Bantu Portugal Kalahkan Qatar, Cristiano Ronaldo pun Pecahkan Rekor Sergio Ramos

Para pemain gratisan yang direkrut Inter Milan juga mampu menjadi andalan di masing-masing front.

Onana ialah kiper pencatat clean-sheet dan penyelamatan terbanyak di Liga Champions musim ini.

Acerbi perlahan tapi pasti bisa diandalkan sebagai tembok solid di pertahanan.

Mkhitaryan menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik dan sumber gol alternatif.

Sementara itu, Dzeko di usia 37 tahun masih dapat diandalkan pula memberi kontribusi gol-gol krusial.

Lumrah apabila Inzaghi sendiri menyebut keberhasilan timnya lolos ke final Liga Champions ibarat mimpi yang sukses direalisasikan.

“Awalnya ini hanya mimpi, tapi kami selalu percaya dan kami melakukan perjalanan luar biasa,” katanya.

“Ada banyak kepuasan dan kita harus memberi selamat kepada pria-pria ini.”

“Saya diminta untuk mengembalikan klub ke ronde 16 besar, tapi anak-anak melampaui itu.”

“Saya bangga dengan segala yang mereka tunjukkan di lapangan,” imbuh Inzaghi.

Similar Posts